Air Terjun Coban Sewu yang terletak di tepi jalan utama dari kota Malang ke Jombang atau Kediri, merupakan tempat persinggahan bagi para wisatawan lokal dan luar kota yang kebetulan melintasi jalur tersebut. Disamping terkenal karena khasiat penyembuhannya, tempat ini pun merupakan tempat yang cukup populer untuk sekedar melepas lelah sambil menikmati hamparan sawah nan hijau dan suara gemuruh air terjun yang menyejukkan. Untuk masuk ke tempat ini tidak dipungut biaya kecuali untuk retribusi parkir kendaraan yang dikelola oleh penduduk setempat.
Di lokasi air terjun ini juga telah dibangun sarana toilet dan kamar mandi serta sebuah Padepokan atau balai dengan nama Sapto Pratolo. Penggagas pembangunan sarana tersebut adalah seorang tionghoa yang merasa sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah sembuh dari sakit yang diderita setelah rutin melakukan terapi di Air Terjun Coban Sewu.
Untuk memasuki area ini pengunjung harus melewati sebuah jembatan gantung sepanjang kurang lebih 20 meter, yang melintang di atas sungai Konto. Jembatan gantung ini pun dibangun oleh perorangan dari Surabaya yang merasa bersyukur setelah usahanya berhasil dan meningkat pesat setelah memiliki nazar yang terucap di kawasan wisata tersebut. Nazar itu terucap setelah melihat jembatan lama yang rusak diterjang banjir. Individu-individu berhati mulia tersebut pun tidak bersedia dikenal dan disebut namanya.
Sungai Konto & Hamparan Sawah di Area Air Terjun
Secara administratif Air terjun Coban Sewu terletak di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Secara geografis desa ini terletak pada wilayah barat jalur alternatif transportasi barat dan memiliki potensi yang cukup strategis dengan luas wilayah 269,23 Ha dimana seluas 31 Ha merupakan daerah pemukiman penduduk dan sisanya adalah lahan kering dan areal persawahan. Desa Bendosari terbagi menjadi 5 dusun, yakni: Dusun Cukal, Dusun Dadapan Wetan, Dusun Dadapan Kulon, Dusun Ngeprih dan Dusun Tretes dengan perbatasan wilayah sebelah barat yaitu dengan Kecamatan Ngantang, sebelah timur dengan Desa Sukomulyo dan sebelah Utara dan Selatan berupa hutan. Desa Bendosari merupakan wilayah dataran rendah, tidak memiliki pegunungan dan lahan persawahan yang tidak luas. Terletak berada di dekat pusat perkotaan kecamatan Pujon, sehingga sebagian penduduknya memiliki akses pada fasilitas-fasilitas yang dimiliki kecamatan.
Padepokan Sapto Pratolo dan Musholla di depan Air Terjun
Pola hidup dan cara pandang masyarakat di Desa Bendosari lebih tertuju pada peternakan dan pertanian sehingga adat-istiadat serta dinamika masyarakat masih mengutamakan kegotong royongan. Secara umum masyarakat Bendosari memiliki sikap “Rumangsa Melu Handarbeni, Rumangsa Melu Hangrukebi, Mulat Sariro Hangrasa Wani” yang berarti: Memikirkan bagaimana desanya menjadi berkembang, Maju dan mandiri menjadi desa yang berswasembada.
Jika kebetulan anda sedang dalam perjalanan menuju Kota Jombang atau Kediri, atau sebaliknya bagi anda yang sedang menuju Kota Batu atau Malang, mungkin ada baiknya sesekali anda beristirahat sejenak di air terjun ini.